Tersiram sinar mentari
Kala embun masih membasahi bumi
Tampak bahagia sang kupu menari
Di atas rumput hijau masih asri
Aku senyum sendiri
tepat di samping kaki masih ada secangkir kopi
Teman malam pembunuh sepi
Entah sudah berapa malam aku menepi
Tanpa tidur karena tak mau bermimpi
Aku senyum sendiri
Tiga burung berbulu coklat menghampiri
Ia seakan berkata kenapa kau masih disini
Kenapa kau tak segera pergi
Berlari mengejar mimpi
Aku senyum sendiri
Burung itu kembali pergi
Ia hanya datang untuk mengejek hati
Ia pamer betapa senang terbang sesuka hati
Tidak berdiam diri tanpa arti
Aku senyum sendiri
Dua burung dalam sangkar mulai berbunyi
Sepertinya mereka melihat tiga burung tadi
Satu burung mengeluh ingin pergi
Ia bosan hidup dalam sangkar empat puluh senti
Ia memang makan tapi itu saja setiap hari
Ia bermimpi dan ia ingin pergi
Aku senyum sendiri
Satu burung lagi dalam sangkar berbunyi
Ia indah dengan bulu warna-warni
Ia bangga hidup mewah makan minum setiap hari
Bahkan ia bergumam bahwa ia punya nilai jual tinggi
Ia bandingkan dengan tiga burung coklat pekat tadi
Katanya mereka tak punya nilai tinggi
Aku senyum sendiri
Cirebon, 15 Januari 2016
hamdan cha || aku senyum sendiri |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar